Sabtu, 11 Juli 2009

Bid'ah, khurafat, tahayul

Telah banyak penjelasan yang lebih lengkap di internet tentang bid'ah, khurafat, tahayul yang pada dasarnya untuk menjelaskan apa saja ajaran yang bukan berasal dari Allah dan Rasul (bukan ajaran Islam) tapi diyakini dipercaya dan dilakukan oleh orang yang mengaku muslim, padahal seperti yang telah disebutkan sebelumya bahwa sesat jika tidak mengikuti Al Quran dan Sunnah Rasul.

Dan inilah tulisan yang saya kutip dari Islamic Intensive Research.
Bid'ah
Penyembahan kepada Allah (ibadah) tidak boleh dilakukan kecuali dengan syari’at yang terkandung dalam kitab Allah dan Sunnah Rasulullah Saw. Jadi setiap ibadah yang tidak mengikut kedua sumber tersebut maka ibadahnya ditolak berdasarkan hadis Nabi Saw. yang berbunyi:
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
"Barangsiapa yang mengada-adakan dalam (urusan) agama ini suatu pekerjaan yang tiada daripadanya, maka (yang diada-adakan itu) tertolak." (Hadis Bukhari, Muslim).

Sementara hadis riwayat Abu Daud dan al-Tirmidhi yaitu hadis Hasan lagi Sahih menyatakan:
عن العرباض بن سارية رضي الله عنه قالو: وعظنا رسول الله صلى الله عليه وسلم:... "إياكم ومحدثات الأمور فإن كل بدعة ضلالة" رواه أبو داود والترمذي وابن ماجه وابن حبان في صحيحه وقال الترمذي حديث حسن صحيح

"Dan jauhilah oleh kamu akan perkara-perkara bid'ah (yang baru diada-adakan), kerana sesungguhnya tiap-tiap bid'ah itu adalah sesat."

a. Khurafat
Khurâfat secara bahasa berarti takhayul, dongeng atau legenda
Sedangkan khurâfy adalah hal yang berkenaan dengan takhayul atau dongeng.
Dalam kamus munawir khurafat diartikan dengan: hal yang berkenaan dengan kepercayaan yang tidak masuk akal (batil)

Pengertian khurâfat dalam Islam
Khurâfat ialah semua cerita sama ada rekaan atau khayalan, ajaran-ajaran, pantang-larang, adat istiadat, ramalan-ramalan, pemujaan atau kepercayaan yang menyimpang dari ajaran Islam .

Berdasarkan pengertian di atas, khurâfat mencakup cerita dan perbuatan yang direka-reka dan bersifat dusta. Begitu juga dengan pemikiran yang direka-reka merupakan salah satu bentuk khurafat.

b. Takhayul
Secara bahasa, berasal dari kata khayal yang berarti: apa yang tergambar pada seseorang mengenai suatu hal baik dalam keadaan sadar atau sedang bermimpi.
Dari istilah takhayul tersebut ada dua hal yang termasuk dalam kategori talhayul, yaitu:
1. Kekuatan ingatan yang yang terbentuk berdasarkan gambar indrawi dengan segala jenisnya, (seperti: pandangan, pendengaran, pancaroba, penciuman) setelah hilangnya sesuatu yang dapat diindera tersebut dari panca indra kita.
2. Kekuatan ingatan lainnya yang disandarkan pada gambar idrawi, kemudian satu dari unsurnya menjadi sebuah gambar yang baru. Gambar baru tersebut bisa jadi satu hal yang benar-benar terjadi, atau hal yang diluar kebiasaan (kemustahilan). Seperti kisah seribu satu malam, Nyai Roro Kidul dan cerita-cerita khurafat lainnya.

Takhayul diartikan juga: percaya kepada sesuatu yang tidak benar (mustahil) . Jadi takhayul merupakan bagian dari khurâfat.
Takhayul menjadikan seorang menyembah kepada pohon, batu atau benda keramat lainnya, mereka beralasan menyembah batu, pohon, keris dan lain sebagainnya untuk mendekatkan diri kepada Allah (Taqarrub) atau karena benda-benda tersebut memiliki ke-digdaya-an (baca: kesaktian) yang mampu menolak suatu bencana atau mampu mendatangkan sebuah kemaslahatan. ini salah satu dampak takhayul. Jika demikian maka Tauhid Rubûbiyyah dan Tauhid Ibadah seorang hamba akan keropos dan hancur. Firman Allah;
ما نعبدهم إلا ليقربونا إلى الله زلفى (الزمر:3)
"Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya"... (QS. 39:3).

Takhayul juga merupakan senjata para ahli bid'ah dalam menguatkan argumennya dengan dalih bahwasanya ini adalah sesuai dengan syari'at yang disandarkan secara dusta kepada salafus shalih.

Di antara faktor-faktor yang mendorong terjadinya khurâfat ialah :
1. Mudah mempercayai benda-benda takhayul
2. Dangkalnya ilmu agama
3. Terpengaruh dengan kelebihan seseorang atau sesuatu benda

Penolakan Islam terhadap mental khurâfat
1. Kepercayaan dan amalan dalam Islam berdasarkan keyakinan bukan sangkaan (Dzan)
2. Tidak mengikut hawa nafsu dan emosi
3. Menolak taklid buta
4. Melarang kepada seorang muslim untuk menuruti pemimpin yang zalim
5. Menolak dakwaan tanpa bukti

Sumber : Islamic Intensive Research

Kamis, 04 Juni 2009

Ikhlas

dakwatuna.com – Amal yang kita lakukan akan diterima Allah jika memenuhi dua rukun. Pertama, amal itu harus didasari oleh keikhlasan dan niat yang murni: hanya mengharap keridhaan Allah swt. Kedua, amal perbuatan yang kita lakukan itu harus sesuai dengan sunnah Nabi saw.

 penjelasan lebih lengkapnya di menu link Delapan Tanda Orang Ikhlas

Sabtu, 31 Januari 2009

Sebenarnya Mereka Percaya

Dalam sebuah obrolan radio sudah lama sekali dan pada saat itu tidak terpikirkan untuk di tulis di blog, jadi sepertinya membutuhkan sumber yang lebih jelas dan saya belum menemukan sumbernya dan kalau ada pembaca yang kebetulan mengetahuinya mohon di informasikan kepada kami, terimakasih sebelumnya.

Dalam pembicaraan itu disebutkan bahwa nara sumber yang di radio tersebut telah melakukan pembicaraan dengan orang yang mengaku dirinya atheis.

Orang-orang atheis yang saya ketahui mereka tidak percaya kepada adanya Allah, ternyata sebenarnya mereka percaya adanya Allah tapi berusaha untuk tidak percaya atau walaupun dalam hatinya percaya tapi mereka tetap tidak mau mengakuinya dengan menyebutkan berbagai alasan yang rancu (Kata-kata dan nada bicara narasumber menunjukkan tidak puas dengan berbagai alasan tersebut) dan mereka tetap tidak mau mengikuti kata hatinya sendiri.

Kurang lebih pembicaraan tersebut seperti itu....

Dan akan lebih diperkuat lagi kalau uraiannya ditambah dengan yang berikut ini : (copy paste) Kalau tidak ada Allah penganut theisme dan atheisme/agnostisisme akan berhenti berada setelah mereka mati. Kalau Allah itu ada, kaum atheis dan agnostik harus bertanggungjawab kepada Seseorang setelah mereka mati. Selengkapnya silahkan klik link berikut apa itu agnostisisme?

Obrolan diradio tersebut mirip sekali dengan uraian berikut (copy paste) : Apa dinyana, ketika polisi dan tentara menembakkan peluru tajam ke udara, dia malah berteriak “ Ya Tuhan…!”. Selengkapnya klik link berikut Atheisme

Sabtu, 10 Januari 2009

Ketika Disampaikan Tentang Islam

Kalau ngga salah di dalam buku deep thinking tentang freemansonri penulisnya Harun Yahya,apabila di sampaikan tentang Islam kepada orang-orang yang belum masuk Islam dan diantara mereka ada yang menolak tentang Islam dan bahkan tidak hanya menolak bahkan memusuhi dan yang menjadi sasaran mereka adalah tentang kepribadian orang nya misalnya mengomentari tentang jenggot, pakaian dan lainnya, dan tidak memenyentuh tentang ajaran Islamnya.

Dan kalo menyimak tentang nabi Nabi Muhammad pun yang pada saat disampaikan tentang Islam itu pula yang terjadi bahkan harus sampai hijrah dari Mekkah ke Madinah.

Dan kalau menyimak lagi Nabi Isa pun bahkan sampai di salib, Nabi Musa sampai menyebrangi laut untuk menghindari kejaran orang-orang yang memusuhi.

Jadi akan terlihat polanya yang seperti itu, pada saat di sampaikan tentang Islam dan yang memusuhi sasarannya bukan ke ajaran Islamnya tapi ke orang yang menyampaikannya.

Sabtu, 23 Februari 2008

Sekilas Ilmu Hadits

Pengantar Ilmu Hadits

Keharusan berpedoman kepada Al Qur'an dan Al Hadits

Tidak ada satu pun yang berselisih di kalangan ulama Islam bahwa sesungguhnya struktur dasar atau sumber pokok hukum islam itu ada dua, yaitu al Qur'an dan al Hadits Rosululloh saw.

Yang di maksud dengan Al Qur'an adalah firman Allah yang diturunkan kepada Rasulullah saw melalui malaikat jibril yang di tulis dalam mushaf dan di riwayatkan dengan jalan mutawatir.

Sesangkan Al Hadits adalah apa-apa yang datang dari nabi saw berupa perkataan, perbuatan, atau taqrir (persetujuannya)


Ilmu Musthalah Hadits

Ilmu Musthalah Hadits ialah ilmu untuk melakukan kritik hadits atau memeriksa dan menilai hadits. Dalam ilmu ini akan dibahas beberapa istilah dan kaidah yang harus diketahui ketika kita hendak memeriksa hadits, tujuannya ialah untuk memisahkan yang benar-benar hadits dan yang bukan hadits (palsu), untuk kemudian hadits yang benarnya itu di amalkan


(sumber :Buku Panduan Ilmu Musthalah Hadits, penyusun Agah Nugraha)


Sabtu, 09 Februari 2008

"tidak (pula) mereka bersedih hati"

Terdapat kalimat "tidak (pula) mereka bersedih hati" Pada Al Qur'an Surat Al Baqarah ayat 62 terjemah DEPAG sbb:
"Sesungguhnya orang-orang Mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani, dan orang-orang Shabi-in, siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.


Yang menjadi pertanyaan adalah apakah kalimat "tidak (pula) mereka bersedih hati" itu sama artinya dengan "mereka bahagia"?

dari ayat tersebut maka "benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh" merupakan syarat supaya tidak bersedih hati.

Salah seorang ustadz menyebutkan bahwa pada kalimat "tidak (pula) mereka bersedih hati"menunjukkan "bahasa di surga".

Semoga kita mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di surga nanti, amin


Sabtu, 12 Januari 2008

Dunia Islamku













"Dan taatilah Allah dan Rasul, agar kamu mendapat rahmat" (QS. Ali Imran : 132).

"Dan ambillah apa-apa yang datang dari Rasul dan jauhilah apa-apa yang dilarang olehnya (Rasul)." (QS. Al-Hasr : 7)
.

Urusan ibadah / agama harus berdasarkan Sunnah Rasul, urusan dunia disebutkan bahwa "kalian lebih tahu".

Beribadah karena ada perintah dan contoh pelaksanaan dari Rosul, misalnya perintah Sholat, zakat, Puasa, dan Ibadah Haji.

Pada dasarnya (Hukum asal) urusan dunia adalah boleh, misalnya di zaman Rasul berkendara dengan unta dan sekarang berkendara dengan motor atau mobil.

Tapi karena adanya dalil yang melarang sebagian urusan dunia, maka urusan dunia dibatasi misalnya, 4 jenis makanan yang diharamkan, yaitu babi, bangkai, darah dan hewan yang disembelih bukan dengan nama Allah, misalnya untuk persembahan / sesajen.

Yang biasa menjadi perhatian :
1. Apa nama suatu ritual dan bagaimana urutan tatacara pelaksanaannya
? (termasuk ungkapan-ungkapan, cerita-cerita, dll)
2. Apakah nama dan urutan tatacara pelaksanaannya ada hadits rasulnya (apakah bersumber dari Rosul)?
3. Kalau ada haditsnya, apakah hadits tersebut telah diuji kesohihannya (apakah diterima dan bisa diamalkan)?
4. Bagaimana pemahamannya terhadap suatu Hadits?

( Diterima dan bisa diamalkannya suatu hadits berdasarkan Ilmu Mustholah Hadits)

Membuktikan diri untuk selalu taat pada Allah dan Rosulnya dan berusaha untuk selalu lebih baik dan berusaha untuk mengamalkan dan menyampaikan ilmu yang telah diperoleh pada orang lain merupakan tantangan yang harus dijalani untuk mendapatkan ridho Alloh SWT.